Laman

Selasa, 06 Desember 2011

KAJIAN KONDISI RIIL PEREKONOMIAN MASYARAKAT KABUPATEN YALIMO

KAJIAN KONDISI RIIL PEROKONOMIAN MASYARAKAT KABUPATEN YALIMO

* Kondisi Riil Perekonomian Masyarakat Kabupaten Yalimo

Kondisi riil perekonomian masyarakat Kabupaten Yalimo masih didominasi oleh sektor primer (perkebunan, perekebunan, dan perikanan air tawar) yang memiliki ciri-cirinya antara lain;

Ø Produktivitas atau penghasilan rendah

Ø Lokasi terbesar

Ø Teknologi tradisional

Ø Berorientasi pada subsisten

Ø Memiliki modal yang rendah dan

Ø Tidak memiliki akses pasar


Dari kondisi riil diatas pada khususnya masyarakat Kabupaten Yalimo belum disentuh oleh sektor manapun kecuali subsektor (perkebunan tradisional) dengan lokasi yang besar, menggunakan teknologi tardisional dan berorientasi pada subsisten yang artinya; ( bekerja dan gunakan untuk hari ini dan untuk hari esok akan di cari lagi serta tidak memilki akses pasar). Oleh sebab itu tingkat pendapatan rendah dan secara menyeluruh masyarakat yang berkiat di subsektor primer tergolong belum di wujudkan.

* Nilai-Nilai Budaya dan Pandangan Masyarakat Yalimo Dalam Berbisnis

Orientasi Nilai Budaya Mengenai Hubungan Manusia Secara Horizontal
Hubungan masyarakat secara horizontal masyarakat Yalimo sangat kuat sepertinya hubungan warga dalam kelompok kekerabatan amat kuat menyebabkan kepentingan kelompok kekerabatan lebih di utamakan dari pada kepentingan individu. Diantara para warga kelompok kekerabatan terdapat perasaan solidaritas yang amat tinggi yang didasarkan pada pandangan sebagian berarti keseluruhan. Pandangan demikian menyimpulkan rasa aman pada diri warga kekerabatan karena akan selalu di bantu pada waktu mengalami kesulitan. Sebaliknya pandangan ini menyimpulkan kewajiban untuk terus menerus berusaha memelihara hubungan baik dan sedapat mungkin membagi keuntungan-keuntungan dengan sesamanya. Dengan prinsip yang demikian tentu saja tidak memberi peluang bagi orang
untuk menghimpun modal guna kepentingan di hari depan. (Dengan demikian orientasi yang amat kuat tidak cocok untuk pembangunan di bidang perekonomian dan di bidang lainnya).

* Etos Kerja Masyarakat Yalimo

Pada umumnya masyarakat Yalimo penduduk peladang etos kerjanya yang keras. Tetapi etos kerjanya yang keras itu hanya pada batas pemenuhan kebutuhan ekonomi rumah tangga sendiri, tidak untuk kebutuhan ekonomi pasar masyarakat peladang etos kerja yang keras ini sesungguhnya modal positif. Persoalannya ialah bagaimana memberikan dorongan yang dapat memacu tingkat etos kerja yang sudah ada menjadi lebih tinggi untuk menghimpun hasil yang lebih sedapat mungkin untuk keperluan pasar yang nantinya akan menghasilkan modal yang dapat digunakan untuk pengembangan lebih lanjut.

* Pandangan Masyarakat Yalimo Terhadap Kerja

Konsep kerja terhadap masyarakat yalimo di papua sangat jauh berbeda dengan konsep kerja yang di miliki oleh masyarakat lain di Indonesia, seperti di pulau jawa, Sulawesi, Sumatera, Kalimantan dan lainnya. Konsep kerja mereka, sesuatu yang mereka kerja tetap tegun dan sabar dengan menganggap bahwa apa yang mereka kerjakan merupakan bagian dari gaya hidup, serta tetap berusaha untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar. Sedangkan khususnya bagi masyarakat yalimo dan pada umumnya masyarakat papua menjalankan suatu usaha kerja hanya di nilai dalam suatu kerangka kerja fungsional. Artinya pekerjaan dijalankan sejauh dinilai perlu untuk mencapai sesuatu.

* Pandangan Masyarakat Yalimo Terhadap Waktu

Kebanyakan masyarakat Yalimo waktu tidak di nilai sebagai suatu yang “berharga” jumlah waktu di nilai sebagai sesuatu yang tidak terbatas sehingga tidak menjadi soal penting jika waktu di boroskan. Bagi masyarakat Papua pada umumnya suatu pekerjaan biasanya tidak di jalankan secara perorangan tetapi merupakan gejala sosial artinya waktu yang sedang berjalan dimanfaatkan untuk bersantai atau bercerita. Oleh karena itu sulit diharapkan menempatkan diri dalam suatu irama pembagian waktu yang jelas dan terperinci.

* Pandangan Masyarakat Yalimo Terhadap Tanah

Masyarakat yalimo merupakan masyarakat bertradisi maka tanah memiliki makna yang berbeda di bandingkan dengan masyarakat yang hidup dalam tata ekonomi. Dalam masyarakat bahwa tanah adalah milik kelompok berdasarkan hak ulayat baik yang ada sekarang maupun yang akan lahir.

* Pandangan Masyarakat Yalimo Terhadap Jaminan Sosial

Terdapat mekanisme sosial untuk menjamin hidup para anggotanya termasuk yang kurang mampu. Terdapat sikap kesetiakawanan, hal semacam ini menjadi darah daging setiap warga masyarakat Yalimo dan ini di bawah terus kemana-mana sekalipun mereka pindah jauh dari kampung asalnya.
* Pandangan Masyarakat Yalimo Terhadao Perencanaan
Pada umumnya masyarakat Yalimo, dalam perencanaan jangka panjang yang orientasinya subsistem artinya yang diperoleh dan akan di pergunakan untuk hari ini dan untuk hari esok akan di cari lagi.
* Sektor Usaha
Sektor usaha perekonomian masyarakat Yalimo dapat dilihat bahwa yang selama ini ada hanya sektor primer. Sektor primer yaitu sektor ekonomi yang terkait langsung dengan produksi alam. Sehingga sektor usaha masyarakat yalimo subsektor usaha yang di produksi meliputi:
Ø Subsektor pertanian
Ø Subsektor perkebunan subsistem
Ø Subsektor peternakan
Ø Subsektor perikanan
Ø Subsektor kehutanan

Dari subsektor primer yang tersebut diatas dimana melekat pada masyarakat Yalimo untuk sektor sekunder dipandang berpeluang untuk berkembang karena dukungan ketersediaan bahan-bahan mentah yang dihasilkan oleh sektor primer tersebut peluang memperoleh nilai tambah dan penyerapan tenaga kerja. Namun hal ini tidak terwujud karena pemerintah daerah kabupaten Jayawijaya tidak memfasilitasi instrument-instrumen yang diperlukan seperti; ketersediaan pasar, infrastruktur yang memadai, ketersediaan bahan baku dalam jumlah yang banyak, kualitas dan harga yang terjangkau, teknologi, dan kualitas sumber daya manusia yang mengelolahnya, insentif usaha, keamanan dan kapasitas hukum dalam berusaha. Apabila Pemerintah Daerah Kabupaten Yalimo akan lebih mendorong bergeraknya roda ekonomi masyarakat yalimo dalam usaha perekonomian disektor sekunder dan primer akan
terwujud pada masyarakat pribumi dan ketergantungan terhadap pemerintah akan menurun
kemudian menyerap tenaga kerja serta berkurangnya angka pengangguran akhirnya investasi pemerintah terus meningkat, kesejahteraan masyarakat terwujud.
Berdasarkan kondisi riil,nilai budaya dalam berbisnis serta pandangan usaha perekonomian masyarakat Yalimo seutuhnya sangat diharapkan menerapkan sistem dan pola yang berpihak kepada masyarakat yang nyata sehingga masyarakat dapat berperan aktif secara menyeluruh dalam proses pembangunan dan sebagai pelaku ekonomi serta berdiri di kaki sendiri diatas tanahnya sendiri. Untuk itu sesuai dengan hal-hal tersebut diatas sistem dan pola yang kami anggap erat dan cocok ialah sistem ekonomi berbasis kepada rakyat pribumi dan pola pendampingan pada setiap jenis usaha.

* System Ekonomi Berbasis Kerakyatan

Dalam pemahaman ekonomi berbasis kerakyatan, berhubungan dengan bagaimana produk-produk dari masyarakat dapat dikelola untuk menjadi hasil yang dimiliki nilai tambah. Pemerintah memainkan peranan melalui aparat birokrasi tampil dalam kapasitas memperdayakan dalam kepedulian dan keberpihakan yang tinggi. Pemerintah transparan kepada masyarakat dalam mengelola berbagai sumberdaya. Ada lima prinsip ekonomi berbasis kerakyatan
Ø Prinsip visi, misi dan strategi pembangunan yang memihak kepada rakyat yang diwujuidkan dalam bentuk kebijaksanaan pembangunan
Ø Prinsip pedoman pembangunan dengan asas musyawarah mufakat yang diwujudkan dalam bentuk dokumen pembangunan yang benar
Ø Prinsip keterpaduan mekanisme pembangunan dengan asas keseimbangan kepentingan masyarakat lokal dan nasional
Ø Prinsip kordinasi pembangunan dengan asas kebersamaan antara masyarakat yang terlibat dalam usaha secara lintas sector dan lintas daerah
Ø Prinsip pelestarian pembagunan yang diselenggarakan melalui proses pembiayaan pembangunan, pemantauan dan evaluasi yang dilaksanakan oleh rakyat.
Ekonomi berbasis kerakyatan yang konkrit yaitu memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada masyarakat dalam kegiatan perekonomian dan tingkatkan pendapatan masyarakat melalui pengambilan keputusan yang bijakasana beserta mengembangkan gaya
hidup masyarakat dalam bidang pendidikan, kesehatan dan gizi yang baik dan teratur.
Pemerintah yang berjiwa wiraswasta (interpreneurship) mendorong dan mendampingi setiap jenis usaha, memberikan kemudahan dalam pemberian kredit investasi dengan suku bunga yang rendah.

* Pola Pembangunan Di Bidang Ekonomi Masyarakat Yalimo

Pada umunya masyarakat Yalimo dalam sektor usaha dapat terlihat bahwa berada pada subsistem subsektor primer belum memiliki pengetahuan secara teknis di berbagai bidang usaha maka perlu ada langkah-langkah strategis yang harus di tetapkan guna menjalankan kegiatan perekonomian. Langkah –langkah srtategis yang kami anggap cocok adalah:
Ø Mengadakan penelitian dan pendataan (sensus ekonomi) dilapangan
Ø Mengadakan pendidikan non formal
Ø Memberikan bantuan modal kepada masyarakat yang ingin usaha terutama di sektor primer
Ø Menyediakan infrastruktur kegiatan perekonomian
Ø Mendampingi masyarakat dalam usaha perekonomian Penelitian dan Pendataan (sensus ekonomi)
Pada tahap ini meneliti sikap dan tingkah laku masyarakat bagaimana mereka berfikir, bertindak dan bersikap dalam mengelola usahanya sehingga menjadi besar, menjadi bangkrut, dan sebagainya. Meneliti sumber-sumber alam yang dapat di produksi serta komoditas apa saja yang ada dan dapat dipasarkan. Komoditas yang ada di daerah tersebut apa saja komoditas unggulan dan komoditas andalan.dan peneitian ini di gunakan untuk menetapkan suatu strategis dalam pengambilan keputusan.

* Pendidikan non formal

Pada tahap ini memberikan pelatihan atau kursus atau sejenis yang praktis berhubungan dengan teknis usaha mereka. Misalnya perencanaan dan pengelolaan, cara-cara pengambilan keputusan tingkat sederhana, pemeliharaan pencatatan, cara menghitung pendapatan dan biaya serta bagaimana mereka memanfaatkan pemberian kredit.

* Pemberian modal

Dalam hal ini memberikan modal kepada masyarakat yang ingin usaha dengan suku bunga yang rendah dari lembaga peminjam dan memberikan bantuan langsung oleh pemerintah bagi mereka yang ingin usaha disalah satu bidang tertentu.

* Penyediaan infrastruktur

Pemerintah menyediakan infrastruktur kegiatan perekonomian seperti area pasar untuk menjual hasil produksi dan menyediakan lembaga-lembaga perekonomian yaitu koperasi , lembaga keuangan atau Bank dimana masyarakat untuk meminjam modal dan menabung hasil pendapatan mereka.

* Pendampingan

Mendampingi masyarakat dalam usaha perekonomian dan memberikan pengawasan supaya masyarakat benar-benar berusaha dan mandiri dalam usaha tersebut. Contoh kasus, pada tahun 1992 pemerintah memberikan bantuan melalui Instruksi presiden (Inpres) berupa bibit ikan sebagai upaya pelestarian perekonomian rakyat di setiap Kampung Kabupaten Jayawijaya. Namun kenyataan nya pemerintah hanya membuang bibit ikan kepada masyarakat lalu pergi tak kunjung tiba. Tidak adanya pengawasan dan pelatihan teknis untuk mengelola ikan-ikan tersebut pada akhirnya ribuan bibit ikan itu tidak ada akses pasar hanya di konsumsi untuk rumah tangga.”Umpama benih yang jatuh di semak-semak duri bertumbuh namun terhimpit oleh semak-semak yang tumbuh diantara benih tersebut” mungkin juga seperti dana Instruksi Desa Tertinggal (IDT). Untuk itu hal yang demikian jangan lagi terulang pada pemerintahan yang baru ini jangan menciptakan nasib malang kepada masyarakat Yalimo.

Tidak ada komentar: